Sabtu, 01 Desember 2012

NOVEMBER TO DECEMBER

:
Untuk suatu perihal yang mungkin saja tepat
tapi terjadi di saat yang mungkin kurang tepat.

Menurutku ini lebih dari sekedar kekaburan
Ini menyesakkan sekaligus menyesatkan.

Bagaimana bisa kita mengucapkan selamat
yang sepenuhnya selamat untuk sebuah selamat tinggal?

Desember, 2012


VOICE OF PARALYZE (SUARA DARI GAZA)

:
KAU mungkin di Utara
Aku diperbatasan paling selatan barangkali
Dan ini adalah pekak paling dekat, pekak paling hebat.
Serupa perpaduan aroma mesiu dan bunyi peluru mesiu yang lepas

"Lukaluka dan dosadosa tidak diwarisakan maka tak perlu kuwasiatkan apapapa"


Perihal liangliang luka yang terbuka tutup lebih sering dari derit jendela
di badai paling porakporanda.
Aku menuju KAU

"Kekasih, tiba waktumu, bisikkan impianmu"
"Selain KAU tak ada, KAU selalu benar, cukup KAU bagiku."

Hening pertama lalu hening terakhir
Hilanglah pekak, tutuplah mataku
Bagaimanapun ini adalah tidur paling damai.

November, 2012

Minggu, 11 November 2012

JEBAKAN SEBELUM KEJUTAN

"Suatu sore marbot mesjid menyetel radio pengantar adzan maghrib terlampau awal. Pukul lima lebih sedikit. Tersadar, lalu menertawai dirinya sendiri."

Sudah kuduga,
Musim seringkali membuat jebakan sebelum memberi kejutan.
Ketika perbatasan malam datang seolaholah lebih awal
Sebab langit terlalu lama abuabu lalu gelap.

Dan matahari menjadi sangat jarang muncul
Tapi ada di letak yang seperti dulu juga
Juga waktu yang bergerak seperti kemarin
Tapi berbeda di perputaran kepala kita

Kita tertawa,
Setelah yakin tak akan terjebak
Lagi.

November, 2012

FLEGMA

Tentang tanah Eilah dan sore Sabat
Lantaran ikanikan hingga kutukan Tuhan
Kuikat menjuntai di puncak langitlangit
Agar kembali tunduk
setiap kali kuangkat kepala menyoraki ketinggian.


Di sini, menarik garis dari bocor atap
ke bekas tetesan hujan
Di bias kayu penyangga yang pernah kau paku
Aku terpaku.

Terkepung bunyi pantulan, memantulkan suaramu
Samar, lantas hilang kurekam dalamdalam.
Di hatiku di tanah ini, kelak tempat semuanya tumbuh
Tempat semua mengalir, tempat semua terkubur
Maka tak perlu kuangkat kepala
Hanya Tuhan.

November, 2012

Selasa, 16 Oktober 2012

ANOTHER LETTER

:
Sejak kapan kau puasakan asa?
Pertengahan Oktober ini masih menyisakan panas

Terberkahilah kau, kala gugurkan jengah yang bergelantungan
Lalu kuncup jiwamu terbuka kesekian kali

Di sana kau temui Tuhan, di basah bibirmu
Dan bagimu rasa jawaban do'a selalu manis

 Konon, airmata sulit kering di musim hujan
Berhentilah menangis selepas Oktober ini!katamu.


Oktober, 2012

Kamis, 23 Agustus 2012

A LETTER (MENYURATI DIRI SENDIRI)

Tali sepatu kukencangkan
Ke sebelah timur mengunjungi jejak sejak
Dan alasan apa yang terakhir membawaku ke sini
Enam kali putaran tanah lapang kurang dari tigapuluh menit

Kuhimpun subuh, kuhimpun nur, kuhimpun udara
Namun tap telapak menggagalkan ingatanku
Lengang kecuali  hela ini yang menjadi amat ribut
Adakah bisa kita kehilangan keinginan untuk mengeluh?

Berlarilah hingga kau kehilangan keinginan untuk berhenti!

Agustus, 2012 

Rabu, 22 Agustus 2012

INSIDE OURSELVES


Sebab selalu ada hal yang tak mesti selesai
Lebih awal dari dugaan awal
Sejak dinisbatkan di dahimu
Kau juru tafsir atas dirimu sendiri

Tak peduli berpetipeti sejak
Kau kemas untuk keberangkatan
Anakanak pohon di sisi jalan tak memberi restunya
Dan setiap pagi kau hanya bertahan di bayangan sepenggalan
Lalu meninggalkan tanda yang bukan selamat tinggal.

Tertanggal awal musim di kalender yang kau lingkari
Kemarau ini, katamu musim mengajari kita menabung
Kupikir inilah yang akan kau tinggalkan
Menabung air tanah mengisi tempayan untuk mencuci beras
Menabung minyak tanah untuk sumbu damar sebelum lampu benarbenar padam

Hingga kutemui kau di segi panjang lapang tanah
Dimana orangorang menabung harapan
Tanpa barisan tanpa nomor antrian
Lalu kutemui diriku sendiri.

Agustus, 2012

HOW ARE YOU


Maka sempatkan menanyai kabarnya
Sepilihan kata yang sengaja kukalengkan
Sejak aku berpikir bahwa sesuatu yang dikalengkan bisa bertahan lebih lama
Lalu bisa kularungkan ke laut.

Juntai pitapita yang masih terlilit mananti karat
Kukira itu membuatnya mirip sebuah kado
Tapi, gelembung laut penuh garam merembes
Ke dalam seratserat benang
Mengisi dadaku.
Kutonton helainya putus lepas lepas
Dan tak bisa lagi kaleng kukalungkan.

Kabar kaleng dan kalung mengapung lalu
                        mengendap ke laut
Kau tak lagi mengenaliku.

Agustus, 2012

RAMADHAN #2


Tuhan selalu memberi kita tenggat
Berapa banyak kita yang tak berkhianat
Pada gerak pendulum
Pada bandul lonceng

Di detak jantung yang pacu lalu terhenti
Segala jiwa mesti kembali.

Agustus, 2012

RAMADHAN #1


Aku selalu siap menemui Tuhan dengan dosadosa dan doadoa rahasia
Hanya saja, aku yang tak pandai bercerita
Mengakui lebih sering tak pandai mengalah

Suatu kala, 
Sungguh aku tak ingin menang, Tuhan
Sepenuhnya kuaminkan kala keberkahanMu ada pada kekalahan.

Agustus, 2012 

Sabtu, 18 Agustus 2012

JELANG LEBARAN (TUKANG PARUT KELAPA)

Sambil mengupas sabut kelapa
Katanya sambil tersenyum,"Hari ini lebih dari tigaratus butir."
"Jelang lebaran", kataku dengan sebuah anggukan.

Suara mesin parut kelapa menuntun ingatanku pada tukang panjat kelapa
Pada buruh angkut, dan penjual baju baru dengan pita merah muda.

Jelang lebaran, tentang yang bisa  dan tak bisa terhitung.

Tentang berapa butir kelapa parut hari ini dan kemarin
Tentang puasa hari terakhir dan kelak berapa butir hadiah Tuhan untuk kita Ramadhan ini
Juga tentang bulirbulir dosa yang masih melekat di tubuh ini dan sisa waktu.

Bangsa Sumerian adalah yang pertama kali menggunakan hitungan enampuluh
untuk satuan menit dan detik.

*Ini parutan kelapanya nak, duaribu rupiah. Terimakasih.

Ujung Ramadhan, 1433 H

Sabtu, 28 Juli 2012

WHEN IT IS

:
Pagi ini kudapati puisi mengalir bersama busa sabun
           Selalu putih
Sementara aroma deterjen mengembalikan ingatanku yang tersesat
dan amat sulit diajak pulang
Sepertinya sikat cuci melukainya
           Biru lebam
Juli, ini violet levender
           Pulanglah.

Ramadhan, 1433 H
Juli, 2012
         

Senin, 16 Juli 2012

TENTANG DANDELION DAN CELADON BIRU

:
Segala perihal diciptakan memiliki kebalikan
Yang tidak segalanya bisa ditemui bersamaan
dalam sekali hidup sekali mati.

Tidak kah kau sempat mendengar percakapan ukiran guci dan naskah kuno
di kunjungan kita yang terakhir?
Di museum, dimana masa lalu dan masa kini dipertemukan dalam kotak kaca
dengan akur.
Bahwa berharga tidak dikenali dari harga yang ditempeli angka
Melainkan dari makna yang dilekati waktu.

Sekiranya Tuhan mengizinkan,
Aku ingin sekali menjadi penjaga museum
Yang menjaga patung dan cawan celadon biru sesegi
Sambil memelihara bunga dandelion di luar jendela.
Sementara anakanak angin mengabarkan cerita lampau dinasti
dan beberapa rahasia sisa reruntuhan candi
kepada cucunya dengan mata sembab
Sementara aku sesenggukan menulismu di sana.

Juli, 2012

Kamis, 12 Juli 2012

C

:
"Beberapa orang di dunia ini mengalami kesulitan menggati mimpinya dengan mimpi yang lain."

Yang tak bisa ditukar dan sukar diganti
Hanya bisa dibagi oleh mereka yang pernah dan masih yakini
Bahwa yang disebutnya mimpi
Adalah bukan ketika mata terpejam dan tak sadar
Melainkan yang paling pertama disadari ketika membuka mata.

Itulah kenapa kupikir tak baik manusia kerap kali mengganti warna matanya
Sebab mereka mungkin akan sulit melihat dan mengenali
Saat alas tidur diganti, saat selimut diganti, saat ruang tidur diganti.

Kita tak akan kemanamana. Sebab mimpi telah tersimpan rapi di sebuah tempat.

Juli, 2012 

Kamis, 28 Juni 2012

CERITA BERPAYUNG

:
Bersamaan saat punggungmu berbalik
Punggung langit berbalik dua warna
Merah jambu lalu mirip daun jambu kering.

Isyaratkan pergantian hadapan
yang mungkin sejalan dengan pergantian garadasi warna
Seperti warna kau juga.

Dan semakin tak bisa kutafsirkan irisan bulan
yang cekung seperduabelas, barangkali.
Tapi juga tetap bundar, sedang tergantung.

Pijakanmu, abuabu atau benarbenar gelap kah?
Tak ada yang jelas kulihat di sana
Kecuali punggung ilalang yang kau rapatkan
dengan punggung payungmu.
Mungkinkah serupa kita?

Tak lagi kah tubuhmu butuh kau payungi?
Jika iya, bisakah aku jadi gagang payungmu saja?

Agar tetap bisa kau genggam
Saat punggung payungmu menghadap punggung langit
Atau jika punggung payungmu membisiki punggung ilalang.

*Sedang belajar menerjemahkan cerita bergambar

Juni, 2012

Senin, 25 Juni 2012

SABAN SORE LIMABELAS TAHUN LALU

:
(1)
Seperti kala sebelumnya yang tanpa dialog
Tanah masih basah selepas hujan sore hari
Syahdan seorang anak kampung tanpa alas kaki yang mengintai lelaki asing dari celah daun.

Mata mereka telah lebih dulu saling menagkap
Saat nyaris semua andai melengkapi duga di khayal kanakkanaknya.
Tapi semua isi lamunan berlarian lebih cepat mengikuti telapak kakinya di tanah, bergetah.

Berlari menjadikan helanya bersenyawa dengan desau angin, bergantian.
Lalu, sore itu didapatinya telah rontok di bawah pancuran bambu
Bersama lekat getah tanah di kakinya dan kukunya.
Sementara lelaki asing itu mengantongi pergi sebuah pertemuan tanpa pengakuan.

(2)
Saat ini,
Seperti kala sebelumnya yang tanpa dialog
Diluar, gelap awan semakin tebal dan rendah di atas kepalaku
Kau berdiri dalam jarak yang tak lebih limabelas langkah
Ruangan ini berbeda dan asing, beralantai licin dari porselin.
Tapi kaki kita di lantai lebih lekat lebih rapat dari telapak kaki di tanah liat.

Pajangan dedaunan imitasi di sudut ruangan belakangmu mengingatkanku pada cerita sore itu.
Adakah kau pelihara pertemuan sealami hutan kala itu?
Kembali, mataku tertangkap matamu.

Seperti kala sebelumnya yang tanpa dialog.

Juni, 2012

Senin, 18 Juni 2012

MALAM 10.05

:
"Musim angin kembali dengan potongan yang diterbangkannya dan kenangan yang didatangankannya"

Kau pernah bilang, hendak merenovasi kamar ini usai musim gugur daun
Dindingnya yang lumutan, jelas mengering
Tapi tetumbuhan jenis ini tak kenal cara gugurkan daun.

Tidak, tidak, bukan begitu sepertinya.
Aku yang tak kenal mana daun, mana ranting, mana batang, dan mana akar lumut.
Barangkali seperti aku yang tak benarbenar kenal kau.
Hanya saja entah kenapa, kubayangkan dinding itu adalah hatimu.
Tentang sisisisiya dan sisasisanya yang terlalu lama basah.

Dan aku hanya sekedar cat dinding yang terkelupas,
yang pernah ada mengingatkanmu musimmusim yang sempat kita tandai.

Tiktiktik

Juni, 2012

Sabtu, 09 Juni 2012

DEAR MEI IN JUNE

:
Adalah janji yang kau tulis untuk dirimu sendiri
dengan nama terangmu
Sebenarnya janji yang paling mudah
kau ingkari secara rahasia.
Sekaligus sebenarnya janji
yang paling ingin untuk bisa kau tepati
lalu kau rayakan secara rahasia pula.

Maka, sebelum kau ganti atas nama apa siapa
janji itu kau buat,
Kumohon padamu, jangan pernah ampuni aku!
Jangan sekarang!

Juni, 2012

Jumat, 08 Juni 2012

TANPA UJUNG

 :
Di tubuhnya lingkar lebam menyerupai eratan karet gelang
Yang barangkali bertahuntahun dipelihara dilengannya lalu putus satusatu
Dahulu dia percaya, bahwa ramuan paling penawar adalah menjadikan sakit itu terbiasa
Lalu kemudian dia mulai ragu, bahwa ternyata melepas jauh luar biasa sakit
Sementara satusatunya penawar yang terpikir adalah mengeratkan ikatannya kembali.

Esoknya ia teringat petuah jika batas adalah keniscayaan yang mesti ada
Melebihi lingkar semua siklus.
Demikian pula rentang karet gelang dan dua perlima sisanya
yang dipindahkan di dua pergelangan nadinya. 

Di remang petang, perempuan itu menyambung benang
Entah berapa gulungan lagi
Sangat panjang.

Juni, 2012

ALEGORI TAKEA


 :
Takea, mahir sudahkah kau hafalkan namanama kawanmu?
Yang kau ajak dan mengajakmu bermain kelereng di tanah rata, hari ini
Yang menolakmu dan tak pernah kau tolak menemaninya mencari tiram, kemarin
Yang membuatmu setangis-tangisnya di sekat akar bakau, hari itu
Lalu tertawa dan menangis di tempat itu juga saat diberimu seekor anak ikan berlumpur
Mana yang kau ingat seingat-ingatnya, nak?
Ibu tahu, kau tak sepandai Wedana,
Jadi cukup kau hafalkan nama, jika lalai kau mengingat wajah.

Takea, di dunia ini kelak kau akan bertemu lebih banyak rupa manusia
Yang kau kenal dan tak kau kenal
Yang mengenalmu dan tak mengenalmu
Maka ada yang harus kau ingat benarbenar Takea,
Jalan keluar dari pintu kayu rumah kita ini tak punya ujung.

Ah Takea, kau pasti bingung nak.
Begini saja, tunggu ibu pulang
Dan ingat semua orang yang mengetuk pintu baikbaik
Ibu pergi, ibu sayang Takea.

Juni, 2012

Minggu, 03 Juni 2012

ADAKAH ANGGARA?

Ketika semua dialog ditemui
Tapi percakapan tak menemukan apaapa
Selain tumpukan kerangka kata yang sibuk bertanya
Adakah kala kita dapati usai?

Bukankah telah lama kita siapkan jawaban?
Bukankah tindak telah mengajari kita
menjadi tukang tafsir?

Beberapa tercentang, beberapa tersilang
Harusnya telah lihai pula kita hindari salah
Yakini saja, sebaris tutur tiga kata telah digenapi titik
Saatnya kita berhenti.

Juni, 2012

Senin, 28 Mei 2012

WHO ARE YOU EPISODE 8

 (1)
Cahaya lampu setengah redup
Sekotak tissu penyeka wajah
tergeletak bersisian, barangkali tigapuluh derajat
dengan sebelah alas kaki kulit
yang jatuh telungkup.

(2)
Di dinding kanan ada lukisan berbingkai
bewarna coklat tanah.
Tentang bangunan tua
berjendela kecil yang di depannya
tapi tidak tepat,
tumbuh sebatang pohon.
Tak sampai ujung daunnya ke mulut jendela.

(3)
Pemilik rumah duduk beralas tissu
di anak tangga ketiga
sedang perempuan itu duduk tanpa alas
di anak tangga kelima.
Mata mereka tertangkap detik
pada pantulan lukisan.

Lalu mengisyarakatkan bening
bahwa hening ini tanpa syarat.

*watching drama session
Mei, 2012

Selasa, 22 Mei 2012

SEMIOTIKA LIPATAN PAKAIAN

Ada sebuah cara yang kunamai
menyembunyikan kecemasan di balik lipatan pakaian.
Duduk berlamalama memilahmilah
Menyelaraskan warna baju dan warna episode,
Membalik bekas jahitan ke bagian dalam
Lalu mengusahakan agar dua sisi lipatan
tetap simetris dan presisi.

Dengan sebuah maksud,
Agar tumpukan kecemasan dalam kepala
Bisa serapi tumpukan pakaian dalam lemari.

Meski, mungkin saja besok isinya
akan kembali berantakan.
Ketika tidur yang tak nyenyak, mengharuskan
menarik lipatan dengan tergesa
Sementara setrika telat menemui hangat.

Tatap saja, aku tak suka mengganti warna pakaian
Yang terlanjur kugantung dalam pikiran sebelum
warna lampu berubah sebelum tidur.

Mei, 2012

*ditulis sambil melipat pakaian

Jumat, 18 Mei 2012

BREATH

Puisi ini sengaja kupendekkan
Untuk merapatkan katakata
Agar bisa kau baca sekali hela
Lalu kau sesapi di hela kedua
Dan di ketiga kali,
Kubayangkan kau menghela nafas panjang.

Mei, 2012

APAKAH KITA TENGAH BERZIARAH?

Apakah kita tengah berziarah?

Dia menumpahkan air di sepanjang kaki jalan
Serupa menyirami makam.
Tanpa ketel, tanpa wangi pandan.

Tak perlu menegaskan ini kematian abadi
Sebab tak ada kematian purapura.

Mei, 2012

Rabu, 16 Mei 2012

LIMA LEMBAR KERTAS

Kita bertukar balas
Sesempurna impas
Hutang yang bukan hutang telah lunas
Rentangmu batas
Bentangku lepas.

Mei, 2012

Senin, 14 Mei 2012

REFLEKSI

Ada yang mengetukngetuk bibir jendela
Suara itu sekarat.
Tapi sekat tak juga berhasil dicapainya.

Masih, ia menjaga sisi kaca.
Dan tiap jengkal bingkai
berubah segi banyak di telapak tangannya.

Mei, 2012

 


UNTUK BELAJAR CARA MELIHAT

Carilah celah!
Rumah ini makin mirip kardus
Segiempat dan penuh tambalan.

Di sanalah seorang perempuan
menjahit mata boneka.

Satu tisikan yang meleset,
Satu maaf untuk dirinya sendiri.

Mei, 2012

Minggu, 13 Mei 2012

USAI

:
Usah boroskan katakata
Tuliskan satu saja titik(.)
Dan setelahnya,
tak ada lagi huruf kapital.

Tak ada.

Mei, 2012

Jumat, 11 Mei 2012

MATA YANG MEMATAMATAI MATAHARI

:
Rekam jejak, lepaslepas diterjemahkan
mata yang mematamatai matahari
sepanjang jalan yang berabu.

Di sana kursikursi dipasang sejajar dan bersisi
Mengencangkan sabuk,
bilamana rute yang berputarputar
menjadikan beberapa memori terlantar.

Sementara selasar mewakili ruang
yang direntangkan atas nama rindu.
Menebak perjalanan yang tak akan lama.

Percayalah, setiap tengokan akan menemui jendela
Kala berembun, kukukuku tanpa hiasan
masih sanggup menulis huruf petunjuk
Cukup sekejap asalkan terbaca terang
_oleh kau.

Lalu matahari berbalik mematamataimu.


Mei, 2012



Selasa, 08 Mei 2012

PURNAMA

:
Kala kutemui perjumpaan
Dimana memandang adalah isyarat memanjang
tapi tak juga usai resah itu ditamatkan.

Ingatkah kau bekas tongkat sang Utusan
sebagai ulir bulan adalah simbol abadi?
Juga mata perempuan bukan bidadari
yang meramalkan tahun cahaya mencipta
bayangan bulan penuh di wajah air.

Telaga purnama hanya dua,
Tidak sekarang adalah tidak.
Lalu lima belas hari berikutnya.

Mei ,2012

SUARA DARI RUMAH TUHAN

Suara dari rumah Tuhan mengabarkan pelukan
Agar kita tak kehilangan sujud
Dan tak cacat dalam rakaat.

Di salam terakhir,
Sirnalah semua igau
yang tercecer disepanjang alir udara.

Hingga riuh berjatuhan serupa gugur daun
Di tempat yang bersisian dengan mata batin
Untuk penuh meyakini Dia Maha Menjaga.

Mei, 2012

Minggu, 06 Mei 2012

DEAR MOM

: mom
Apa arti dari mata yang seketika hangat
saat merapikan alas tidurmu pagi tadi?
Juga ingatan tentang anak kecil yang senang
bermain hujan dari atap yang bocor.

Entah berapa kali sehari hingga hari ini
kau sempurnai do'a dengan mata sembab
menjelang tidur dan saat terbangun kembali?
Lalu pada sisi kanan bantalmu kutitip
kata yang kuharap kau dengar setiap malam.

Aku menyayangimu.

Mei, 2012


Sabtu, 05 Mei 2012

BRAIN BRANCH


Sejak kapan dadanya menjadi tempat parkir?

Semua riuh bersatu di situ tanpa izin
Dan sekujur tubuhnya tibatiba menjadi dipenuhi asap
Seperti selubung kabut dingin,
tapi berwarna hitam.

Selalu, dia tak pernah sadari
Hingga tubuhnya gigil tanpa sebab.
Lalu dicarinya penyebab pada tiap roda.
Yang mengantarnya menuju kepalanya sendiri
Dan ditemuinya telah dipenuhi cabang.

Mei, 2012

Kamis, 03 Mei 2012

IBU PUISI

:
Puisi itu,
Serupa kelahiran bayi
Suci.

Diberi nama
Dimandikan do'ado'a
Dan dirawat amat hatihati.

Nak, hendak jadi apa kau kelak?

Mei, 2012

LARUNG

 :
Sekiranya dosa bisa dibungkus
lalu dialirkan ke Sungai Kuning.
Dan sambil terpejam berharap
Di sana segala memar
akan berubah mekar.

Maukah kau mengantarku ke muara
untuk mengambil air wudhu?

Mei, 2012

PEREMPUAN KEPADA PEREMPUAN

Seorang perempuan berkata padanya
"Menyampaikan ucapan seharusnya baik hati"
Tidaklah semudah membuka sachet penyedap rasa
dan menaburinya di kuah sayur.

Itulah kenapa perempuan
diperkenalkan pada lumpang dan antan.
Untuk mengaluskan bawang merah dan lada
serta segala rupa pedas.
Sementara bebunyian di permukaan batu
adalah nyanyian percakapan damai.

Di hatinya ia memelihara bunga
Bukan mengoleksi wewangi Dolce and Gabanna.

Mei, 2012

Senin, 30 April 2012

KEMBALI DI MEI

:
Di sisi belakang jam dinding segiempat
Sebatang jiwa mengirim arah bolak balik
Segegas detak detik menunjuk titik
Sesempurna hilang yang tak mungkin lagi sempat.

Pada lingkaran yang mengisi kuadran
Kita tak berhenti bergerak
Tapi tak juga berpindah jarak.
Kepada penguasa pusat perputaran
Aku mohon di_sampai_kan
Untuk kali kesekian.

Ujung April, 2012

Kamis, 26 April 2012

SURAT MEI AKHIR APRIL

: me

Kenanganmu yang berat,
relakanlah ia tumpah sebelum pecah.
Menjadi tiruan anak banjir di dasar nampan.

Di belakang dapurmu
Tempayan tanah liat masih penuh.
Yang sejak lama diisi ibumu dengan do'a-do'a.
Jauh hari sebelum kau bisa membasuh wajahmu sendiri.

Busa sabun bekas cucian piring
Mengering sudah di lantai ini.
Di atas tanah, dimana rumah perempuan di bangun
dari kayu tanpa paku.

April, 2012




Senin, 23 April 2012

RUTE

:
Dengan cara yang tak kupahami
Aku menerka, kau masih memelihara
layangan berwarna kuning
yang kau rapatkan di dadamu.

Sambil berjalan, kau kalungkan di lehermu
dengan gulungan benang pada kaleng minuman
yang hampir berkarat.

Dan ketika matahari jatuh tegak lurus di tanah lapang
Begitu khusyuk kau amati warna layanganmu,
yang mungkin telah berubah warna
yang mungkin telah sobek sedikit
atau mungkin tak lagi bisa diterbangkan.

Bersabarlah sedikit lagi,
Musim kali ini akan singkat
Musim angin teduh akan segera tiba
Kalau kau terbangkan sore ini.
Layanganmu akan koyak oleh kabut
di perantara awan terluar.

Hukum alam bukanlah hukuman
Seberapa yakin kau padaku kali ini?
Di bawah lampu jalan penghabisan
dekat kelokan sebelah kanan
Lewat matamu yang mengekalkan do'a
Kutangkup cahayanya di telapak tanganku
untuk selalu kuaminkan bersama namamu.

April, 2012

Minggu, 22 April 2012

AN ANALOGY

:
Barangkali penanda yang kau maksud
sama seperti penanda lapar
saat kita lupa makan malam.

Kita masih bisa menunda hingga pagi
Tapi, harus kita rasai bagaimana sulitnya
menidurkan ingatan yang terbangun
meski kita sangat ingin tidur.
Seperti berpurapura tak tahu suara
dari dinding lambung sendiri.

Samasama rasa yang menyiksa luar biasa bukan?

April, 2012

Jumat, 20 April 2012

KERLIP

:
Mata, percakapan setengah terpejam
adalah kiriman gemintang.

Sementara jari, menggambar huruf di undakan langit.

Niscaya dibuatkan pengerat di deretan barangkali
Sebab kita hanya bisa mengirangira kerlip dari bumi.

April, 2012


UCAPKAN LAGI SELAMAT DATANG


Meramalkan pintu April yang akan ditutup
Apa yang kan aku hadiahkan pada Mei ?

Sementara kutuntun anakanak tangga
dan kutempeli kerangka angka kalender.

Berapa lembar alamanak lagi
yang harus kubawa sebelum mengetuk pintu?

April, 2012





Minggu, 15 April 2012

EPISODE MENANAM

:
Padi tak tumbuh dari bubuk tepung beras
Usah kau cemaskan desau angin risau.

Kau cukup bilang sisi sebelah mana
dari ruang dadamu yang retak.

Setelah hujan mengaliri, akan tumbuh bebijian
Aku yang akan merawatnya untukmu.

Kala bilamana langit tak akan lagi berwarna sephia
Kala dimana bekas tanah di punggung kita
senampak lukisan Picasso.

April, 2012

Jumat, 13 April 2012

APA ITU MOKSA?

Malaikat menonton kita
menyelimuti cangkang musim.
Utara padamu
Selatan padaku


Coba kulihat garisgaris di tanganmu!
Kita bukan titisan langit
Dan dugaan tak selalu persis.

April, 2012

Kamis, 12 April 2012

DUA BUKU BERWARNA JINGGA

Yang sebuah agak sedang
Yang sebuah lagi lebih panjang
Kepada kalimat
Maaf, kali ini aku tak ingin benarbenar membaca
Aku cuma mencari dua pasang kata
yang kutemukan terselip suatu malam.

Telah beberapa kali bangun tidur kucari kembali
Tapi, sepertinya dia bersembunyi dariku
Mungkin di baris paling mengabur.
Padahal aku cuma ingin bilang
"Apa yang sebenarbenarnya ingin kau sampaikan
tapi tak juga sampaisampai?"

April, 2012


Rabu, 11 April 2012

SUATU MAGHRIB

Sebelum kita keluhkan kerepotan
menjinakkan kebiasaan agar tak lagi terbiasa.
Di sini, telah kali sekian jarum jam patah
di tanganku tanpa isyarat.

Begini...
"Jika waktu telah sehat wal'afiyat, kita kembali ke kiblat."
Lalu kita hitung tinggi tumpukan samasama,
Selembarselembar
Satusatu.

Aku tak ingin pindah tempat
Tak apa rongga di dadaku kuyup ranggas

Aku akan selalu pulang
Dia Maha Dekat, Maha Dekat.

April, 2012

Selasa, 10 April 2012

IMAJI

 :
Tak ada yang sungguhsungguh hilang
Hanya menjelma.

Kau masih ingat kita sering bemain busa sabun?
Dan jika kita berhenti mengaduknya dalam gelas
Hanya akan ada sisa kerak di sana.

Agar aku tak menangis,
Kau cukup bilang "Lihatlah ke atas, busa sabunmu menjelma awan"
"Lebih indah, bukan?"

Kau,
Belakangan sepertinya menjelma rupa puisi
Tak membiarkanku tidur sebelum dituliskan.

April, 2012