Sebab selalu ada hal
yang tak mesti selesai
Lebih awal dari dugaan
awal
Sejak dinisbatkan di
dahimu
Kau juru tafsir atas
dirimu sendiri
Tak peduli berpetipeti
sejak
Kau kemas untuk
keberangkatan
Anakanak pohon di sisi
jalan tak memberi restunya
Dan setiap pagi kau
hanya bertahan di bayangan sepenggalan
Lalu meninggalkan tanda
yang bukan selamat tinggal.
Tertanggal awal musim
di kalender yang kau lingkari
Kemarau ini, katamu
musim mengajari kita menabung
Kupikir inilah yang
akan kau tinggalkan
Menabung air tanah
mengisi tempayan untuk mencuci beras
Menabung minyak tanah
untuk sumbu damar sebelum lampu benarbenar padam
Hingga kutemui kau di
segi panjang lapang tanah
Dimana orangorang
menabung harapan
Tanpa barisan tanpa
nomor antrian
Lalu kutemui diriku
sendiri.
Agustus, 2012
Agustus, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar