Tentang tanah Eilah dan sore Sabat
Lantaran ikanikan hingga kutukan Tuhan
Kuikat menjuntai di puncak langitlangit
Agar kembali tunduk
setiap kali kuangkat kepala menyoraki ketinggian.
Di sini, menarik garis dari bocor atap
ke bekas tetesan hujan
Di bias kayu penyangga yang pernah kau paku
Aku terpaku.
Terkepung bunyi pantulan, memantulkan suaramu
Samar, lantas hilang kurekam dalamdalam.
Di hatiku di tanah ini, kelak tempat semuanya tumbuh
Tempat semua mengalir, tempat semua terkubur
Maka tak perlu kuangkat kepala
Hanya Tuhan.
November, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar