Senin, 25 Juni 2012

SABAN SORE LIMABELAS TAHUN LALU

:
(1)
Seperti kala sebelumnya yang tanpa dialog
Tanah masih basah selepas hujan sore hari
Syahdan seorang anak kampung tanpa alas kaki yang mengintai lelaki asing dari celah daun.

Mata mereka telah lebih dulu saling menagkap
Saat nyaris semua andai melengkapi duga di khayal kanakkanaknya.
Tapi semua isi lamunan berlarian lebih cepat mengikuti telapak kakinya di tanah, bergetah.

Berlari menjadikan helanya bersenyawa dengan desau angin, bergantian.
Lalu, sore itu didapatinya telah rontok di bawah pancuran bambu
Bersama lekat getah tanah di kakinya dan kukunya.
Sementara lelaki asing itu mengantongi pergi sebuah pertemuan tanpa pengakuan.

(2)
Saat ini,
Seperti kala sebelumnya yang tanpa dialog
Diluar, gelap awan semakin tebal dan rendah di atas kepalaku
Kau berdiri dalam jarak yang tak lebih limabelas langkah
Ruangan ini berbeda dan asing, beralantai licin dari porselin.
Tapi kaki kita di lantai lebih lekat lebih rapat dari telapak kaki di tanah liat.

Pajangan dedaunan imitasi di sudut ruangan belakangmu mengingatkanku pada cerita sore itu.
Adakah kau pelihara pertemuan sealami hutan kala itu?
Kembali, mataku tertangkap matamu.

Seperti kala sebelumnya yang tanpa dialog.

Juni, 2012

2 komentar: