Tiap kali kucari jejak airmatamu di pasir
Kudapati beku airmataku mencair
Sejauh mana kau gali airmatamu untuk makamku, tuan?
Kumohon, kau tetaplah di situ
Jadilah penjaga kuburanku yang menanam bunga krisan
Lalu aku yang akan menyirami kuburanku sendiri
lewat matair airmataku
Di hari malaikat menanyai tentang waktu
Kan kujawab beberapa sesal
yang semestinya kau dengar lebih awal
Bahwa aku tak pernah menjawab benar
Kau tak salah menjawab, nona
Lantas, bagaimana aku menemukan maaf, tuan?
Salah satu ciri tulisan mei yang sukai adalah punya makna yang luas. Tulisan diatas tidak bisa dibaca satu kali untuk memahaminya, perlu dibaca dan dikaji terus. Congrat for the writing. indra (http://indramauraga.tk)
BalasHapusASalkan tak bosan saja dan tak bosan berkunjung ke sini. thanks :)
BalasHapus