Malam lalu
Pada dingin yang menyusup
Aku serupa angin yang kerasukan
Membuat celah pada dadaku sendiri
Menggali rongga pada hatiku sendiri
Engkau kaki langit dengan satu penjuru
Sementara aku berenang di muara
Tanganmu yang tak kuraba menahan deras
Membebaskan aku bermain air biru laut
Hingga tiap tetes yang jatuh
Menjelma bening di hening
Kuharap kau merasanya lewat masa
Bahwa bulir-bulir air yang tak menyentuhmu
Tak bisa lagi kujabarkan di mataku
Simpanlah dalam mozaik kaca
Dan ketika masanya tiba,kita akan bercerita
Untuk meyakinkan bayangan yang sama
Untuk memastikan wajah yang serupa
Aku layaknya laut pada langit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar