Kelopak bunga yang dinamai
mahkota adalah potongan yang sama
Lalu seniman lain menandainya
pada kain bercorak.
Masih, keindahan serupa meski
dalam rupa gambar kedua.
Potongan berikutnya hanya akan
disebut perca, bukan?
Tergantung caramu mengguntingnya,
nona.
Bagaimana jika terberai
warnawarni yang semestinya utuh
Bisakah masih dinamai sempurna?
Tapi akau bukan penjahit nona,
katamu.
Bisakah kau menyambungnya dengan
maaf sekali saja, tuan?
*Sedikit editan, puisi ini kukira benar-benar hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar