Dia
perempuan bermata hujan.
Matanya
menyimpan bulirbulir getir
yang
mengasihani nama perempuan.
Lalu
dipungutinya nasi berserak itu sebutirsebutir.
Terngiang
suara ibunya mengisahkan
dongeng
kanakkanak tentang tangisan sebutir nasi
yang
ditakdirkan tak ditelan.
“Tak
boleh serapah menjumpai kedurhakaaan
atau
kau akan kelaparan.”
Dan
sisa airmatanya membuat jejak
Serupa
air beras yang menempel di tutup panci.
Lantas
diletakkannnya butirbutir nasi itu di bawah daun
Dihadapannya
belukar terhampar, liar
Mengisyarat
tentang iritabilita hati yang mengatup.
Berharap
semua perih ditanamnya pada tanah
Agar
kelak anakanaknya tahu bagaimana cara
menumbuhkan
dan merawat risau diamdiam.
Seorang
lelaki menuduhnya
menguapkan
aroma rempahrempah
dan
asap tungku dari tubuhnya.
Maret, 2012
baru sempat mampir. really nice. met berkarya kakak :)
BalasHapushhe...senang bisa berbagi de',bgm kabar ta?
BalasHapus