: fr
Beban serupa apa yang
kau arak di kepalamu itu?
Sungguh rangka belulang hidupmu masih tulang rawan
Tapi telah lebam
bekasnya di sekujur ingatanku yang sehari itu
Kau minta tolong lewat
pucat ungu ganggang
yang tertinggal di
matamu.
Menangislah jika kau
mau!
Aku dengan kediaman
terhormatku menyesal di sini
Sekiranya kepantasan
manusiaku sanggup,
Tubuhmu yang ranggas
akan kulumuri aroma minyak bayi
Lalu setiap rumah luka di
kulitmu akan kubacakan do’a dan puisi.
Menangislah jika kau
mau!
Hingga kau sampai di isakan paling mabuk
Hingga kau buat botol alkohol
bunuh diri karena patah hati.
*Usianya belum genap
tujuhbelas tahun. Dan aku tak tahu apaapa tentang anak ini. Semoga Cahaya-Nya
menaunginya.
2012
siapa mei?
BalasHapusBeberapa hari sy kepikiran smape jd puisi ini, siswaku.kasihan sekali
BalasHapus